Saturday, 3 December 2022

Menyoal Persoalan Kebahagiaan


Pernahkah kamu berandai-andai, bagaimana jadinya jika hidup yang kamu jalani tak pernah lagi harus berbenturan dengan masalah? Pemikiran seperti barusan biasanya muncul ketika berada di titik terletih akibat dihantam masalah yang tak kunjung usai. Diperparah dengan fakta bahwa mereka datang di waktu yang bersamaan. Tidak satu per satu, melainkan keroyokan, mengerubungi kepalamu hingga rasanya ingin meledak di tempat.

Kebenaran menyedihkan yang harus sama-sama kita telan, pengandaian tadi hanya akan terus menjadi andai-andai, karena hidup adalah tentang berpindah dari satu masalah ke masalah selanjutnya. Pemahaman yang keliru ketika menganggap tidak mesti menghadapi masalah dalam hidup sama dengan hidup ideal yang selamanya bahagia. Justru kebahagiaan itu datang ketika kita berhasil menyelesaikan setiap masalah yang datang.

Kebahagiaan adalah hadiah dari keberhasilan kita setelah menyelesaikan masalah, seperti kebahagiaan saat berhasil menyatukan seluruh kepingan puzzle bergambar Teletubbies, berhasil mengalahkan Bowser dan menyelamatkan Princess Peach di game Super Mario Bros, atau berhasil menarik keluar potongan rendang yang tersangkut di gigi geraham paling belakang saat menyantap makanan di pesta pernikahan teman. Tak peduli persoalan remeh seperti menentukan ingin makan apa malam ini atau persoalan yang lebih serius seperti cara menurunkan angka kasus busung lapar di Republik Afrika Tengah, Persamaan dari semua hal tadi adalah bagaimana kebahagiaan baru akan muncul setelah berhasil menyelesaikan persoalan.

Semua orang menginginkan kebahagiaan dan itu merupakan sebuah kewajaran, karena kita cenderung berpikir bahwa bahagia adalah kunci untuk memusnahkan segala masalah. Sementara yang banyak orang tidak sadari adalah kebahagiaan hanya sebuah bentuk penghargaan dari masalah yang berhasil kita selesaikan, seperti yang sudah dijelaskan di paragraf sebelum ini. Dengan itu mestinya terjadi pergeseran fokus, dari yang tadinya hanya sibuk mengejar kebahagiaan menjadi berusaha untuk menyelesaikan masalah, sehingga menghasilkan kebahagiaan.

Kebahagiaan tidak datang dengan gratis, ia membutuhkan perjuangan. Ia tumbuh dari masalah yang diselesaikan. Perasaan senang di dalam hatimu itu tidak muncul tiba-tiba tanpa sebab, sebagaimana rasa sakit yang diderita juga jika ditelusuri pasti ada penyebabnya. Jika begitu, pertanyaannya menjadi:

What are you willing to struggle for?