Monday, 6 January 2014

Selamat Tinggal, bur.

"Bur, jangan pergi dariku!"

"Maaf... Aku Harus pergi"

"Kenapa? Kenapa kamu ingin pergi disaat seperti ini? Saat-saat dimana aku baru bisa merasakan indahnya hidup di dunia? kenapa engkau sejahat itu bur? Libur, jawab dong pertanyaan ku, bur!"

"Lebay nyet. Tanggal merah masih banyak -_-"

"..."


Nggak ada yang abadi, begitu juga antara hubungan antara gue dengan si libur. Nggak terasa, hubungan gue dengan si libur harus berakhir secepat ini. Setelah putus dari si libur, mau nggak mau gue harus langsung kembali menghadapi kejamnya dunia. Kekejaman yang memaksa gue untuk kembali ngejalanin rutinitas menyedihkan yang mengharuskan gue untuk bertemu dengan panasnya aspal jalanan yang disekelilingnya terdapat jejak kaki supir angkot dan gue juga harus merasakan pedihnya aroma tampolan dari knalpot bobokan para pengendara alay setiap harinya.